- Asal Usul Gajah Mada
- Gri Kresna Kapakisan dalam hubungannya dengan raja-raja Majapahit
- Emphu keturunan pada waktu memerintah dibali
- On Cri Cakawarsa = Selamatlah Tahun Saka
- Jiwa = 1 (satu)
- mrtta = 2 (Dua)
- Yogi = 2 (Dua)
- Swaha = 1 (satu)
- Karena malu terhadap gurunya yakni : Mpu Ragarunting, begitu juga terhdap orang banyak, maka setelah kandungan Patni Nariratih membesar, lalu disjak ia oleh suaminya meninggalkan asrama pergi mengembara kedalam hutan dan gunung yang sunyi. Akhirnya pada malam hari,waktu bayi hendak lahir,mereka berdua menuju kesebuah desa yang bernama Maddha terletak di dekat kaki gunung semeru. didesa itulah sang Bayi dilahirkan disebuah “Bale-Agung” yang ada di Kahyangan (Temple) desa tersebut. Bayi tersebut dipungut oleh seorang penguasa desa Maddha,kemudian dibawa ke Wilatikta oleh seorang patihdan kemudian diberi nama Maddha jadi jika demikian halnya nama Maddha berasal dari nama desa.
- Nama Gajah oleh B.G.M sama sekali tidak disebutkan.kemungkinan besar nama gajah adalah nama kemungkinan nama tambahan atau nama julukan atau bisa juga nama Jabatan (Abhiseka) bagi sebutan orang Kuat (?)
- dengan demikian Gajah Mada berarti Orang kuat yang berasal dari Maddha.
- Mpu Curadharmayogi dan istrinya Patni Nariratih adalah melakukan brata “Sewala Brahmacari” yang berarti sejak mereka menjadi pendeta mereka tidak diperbolehkan untuk berhubungan sex atau senggama oleh karena itu mereka berpisah tempat Sang suami ber asrama di Gili Madri sedangkan Sabng istri bertempat tinggal di Wilatikta tetapi kedua suami istri ini masih saling bertemu karena sang istri acapkali membawakan makanan untuk sang suami.
- Pada suatu ketika yaitu pada hari Coma, Umanis, Tolu, Cacil ka daca (senin, Legi, Tolu ,bulan april) Patni Nariratih membawakan suaminya santapan. Pada waktu hendak makan,air minum tiba-tiba tumpah.Dengan tidak sadar keluarlah kata-kata dari Patni Nariratih : “ih ah palit dewane plet”yang maksudnya kemaluan suaminya kelihatan (B.G.M ha. 7a). Dalam B.G.M hal.7b dikatakan bahwa kata-kata tersebut didengar oleh Dewa Brahma. disinilah menurut Interpretasi kami bahwa yang mendengar hal tersebut tidak lain adalah suaminya sendiri, sehingga timbuh hasrat birahi ingin bersenggama dengan suaminya,Akhirnya senggama tersebut terjadi antara Patni Nariratih dengan suaminya sendiri. Mengapa demikian, karena menurut interpretasi kami, Brahma adalah sebagai dewa pencipta/penumbuh (konsep trimurti) dan ini sering digunakan sebagai mythologi sebagai sumber kelahiran seseorang yang ke-namaan atau termasyur. Jadi logislah disin untuk menyembunyikan perbuatan Mpu Curadharmayogi maka dipakailah Dewa Brahma sebagai gantinya. Mengapa dikatakan senggama itu terjadi dengan Dewa Brahma, Kiranya ini untuk menyembunyikan
- perbuatan Mpu Curadharmayogi sebagai seorang”Sewala-brahmacari” itulah sebabnya setelah Patni Nariratih hamil mereka segera pergi dari asrama unuk menyembunyikan diri.
- Mengenai Lahirnya Sang bayi pada balai agung di sebuah kahyangan di desa maddha. ini kira-kiranya memang diusahakan oleh Mpu Curadharmayogi dan Patni Nariratih menurut penafsiran kami: Balai Agung adalah merupakan sebuah balai yang patut ada di dalam sebuah “Kahyangan Desa”(Pura desa) yang berfungsi sebagai tempat membersihkan diri dari noda-noda spritual.
Asal Usul Mahapatih Gajah Mada (Serat Babad Gajah Maddha)
Sebagai mahapatih dia berhasil menumpas
pemberontakan di Sadeng dan Keta (1331) dan kemudian berikrar untuk
mempersatukan Nusantara dengan sumpahnya yang dikenal sebagai Sumpah
Palapa. Serat Pararaton memuat Sumpah Palapa yang diucapkan dihadapan
Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi sebagai berikut:
“Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seram, tanjungpura, ring haru, pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana isun amukti palapa”
artinya :
“Apabila sudah kalah Nusantara, saya akan beristirahat, apabila Gurun telah dikalahkan, begitupula Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, pada waktu itu saya akan menikmati istirahat”
Sepeninggalan Gajah Mada Namanya terus
di kenang bukan saja di tanah air akan tetapi sampai di kawasan asia
tenggara (yang dulu di sebut Nusantara) bahkan nama Gajah Mada di pakai
sebagai nama salah satu Universitas Terkemuka di Indonesia dan juga di
pakai sebagai Nama Hotel Berbintang 5.
Sayang sekali asal-usul Mahapatih Gajah
Mada yang sangat masyur ini belum jelas diketahui Orang,baik meyangkut
Nama orang Tuanya maupun tempat serta tahun kelahirannya.
Muhammad yamin didalam bukunya yang berjudul Gajah Mada, Balai Pustaka,cet ke-6,1960,hal 13 Mengungkapkan tokoh ini sebagai :
Muhammad yamin didalam bukunya yang berjudul Gajah Mada, Balai Pustaka,cet ke-6,1960,hal 13 Mengungkapkan tokoh ini sebagai :
“Diantara sungai brantas yang mengalir dengan derasnya menuju kearah selatan dataran Malang dan dikaki pegunungan Kawi-Arjuna yang indah permai,maka disanalah nampaknya seorang-orang indonesia berdarah rakyat dilahirkanpada permulaan abad ke-14. Ahli sejarah tidak dapat menyusur hari lahirnya dengan pasti: ibu bapak dan keluarganya tidak dapat perhatian kenang-kenangan riwayat: Begitu juga nama desa tempat dia dilahirkan dilupakan saja oleh penulis keropak jaman dahulu asal usul gajah mada semua dilupakandengan lalim oleh sejarah”
Jadi jelaslah menurut Muhammad Yamin,
asal-usul Gajah Mada masih sangat gelap, walaupun ada dugaan bahwa gajah
mada dilahirkan di aliran sungai Brantas yang mengalir keselatan
diantara kaki gunung Kawi-Arjuna,diperkirakan sekitar tahun 1300 M.
Keinginan untuk mengetahui asal-usul Patih Gajah Mada sebagai Negarawan
besar pada Jaman Kerajaan Majapahit, telah lama menarik perhatian ahli
sejarah,salah satunya bpk I Gusti Ngurah Ray Mirshaketika mengadakan
Klasifikasi Dokumen Lama yang berbentuk Lontar-lontar pada “perpustakaan
Lontar Fakultas Sastra, Universitas Udayana” (sekitar tahun 1974. Salah
satu lontar yang menarik perhatian diantaranya adalah lontar yang
berjudul “Babad Gajah Maddha”. Lontar tersebut memakai kode: Krop.7,
Nomer 156, Terdiri dari 17 Lembar lontar berukuran 50×3,5 cm, ditulisi
timbal balik, setiap halaman terdiri atas 4 baris, memakai huruf dan
bahasa Bali-Tengahan.
Lontar tersebut adalah merupakan Salinan
sedangkan yang asli belum dapat dijumpai. Secara garis besar lontar
babad Gajah Maddha tersebut berisikam
Yang menjadi perhatian dari sekian
lontar tersebut dan dapat dijadikan penelitian lebih lanjut adalah
bagian yanfg menjelaskan tentang Asal-Usul/Kelahiran sang Maha Patih
Gajah Mada.
Ringkasan Isi Teks Lontar Babad Gajah Maddha
Tersebutlah Brahmana Suami-Istri di
wilatikta, yang bernama Curadharmawysa dan Nariratih, keduanya disucikan
(Diabhiseka menjadi pendeta) oleh Mpu Ragarunting di Lemah Surat.
Setelah disucikan lalu kedua suami istri tersebut diberi nama Mpu
Curadharmayogi dan istrinya bernama Patni Nuriratih. Kedua pendet
tersebut melakukan Bharata (disiplin) Kependetaan yaitu
:Sewala-brahmacari” artinya setelah menjadi pendeta suami istri tersebut
tidak boleh berhubungan sex layaknya suami istri lagi.
Selanjutnya Mpu Curadharmayogi mengambil
tempat tinggal (asrama) di Gili Madri terletak di sebelah selatan Lemah
Surat, Sedangkan Patni Nariratih bertempat tinggal di rumah asalnya di
wilatikta, tetapi senantiasa pulang ke asrama suaminya di gili madri
untuk membawa santapan,dan makanan berhubungan jarak kedua tempat
tinggal mereka tidak begitu jauh.
Pada suatu hari Patni Nariratih
mengantarkan santapan untuk suaminya ke asrama di gili madri, tetapi
sayang pada saat hendak menyantap makanan tersebut air minum yang
disediakan tersenggol dan tumpah (semua air yang telah dibawa
tumpah),sehingga Mpu Curadharmayogi mencari air minum lebih dahulu yang
letaknya agak jauh dari tempat itu arah ke barat. Dalam keadaan Patni
Nariratih seorang diri diceritakan timbulah keinginan dari Sang Hyang
Brahma untuk bersenggama dengan Patni Nariratih . Sebagai tipu muslihat
segerah Sang Hyang Brahma berganti rupa (berubah wujud,(“masiluman”))
berwujud seperti Mpu Curadharmayogi sehingga patni Nariratih mengira itu
adalah suaminya.
Segera Mpu Curadharmayogi palsu
(Mayarupa) merayu Patni Nariratih untuk melakukan senggama, Tetapi
keinginan tersebut ditolak oleh Patni Nariratih,oleh karena sebagai
pendeta sewala-brahmacari sudah jelas tidak boleh lagi mengadakan
hubungan sex,oleh karena itu Mpu Curadharmayogi palsu tersebut
memperkosa Patni Nariratih.
Setelah kejadian tersebut maka hilanglah
Mpu Curadharmayogi palsu,dan datanglah Mpu Curadharmayogi yang asli
(Jati). Patni Nariratih menceritakan peristiwa yang baru saja menimpa
dirinya kepada suaminya dan akhirnya mereka berdua menyadari,bahwa akan
terdjadi suatu peristiwa yang akan menimpa meraka kelak.kemudian
ternyata dari kejadian yang menimpa Patni Nariratih akhirnya mengandung.
Menyadari hal yang demikian tersebut
mereka berdua lalu mengambil keputusan untuk meninggalkan asrama
itu,mengembara ke hutan-hutan ,jauh dari asramanya tidak menentu
tujuannya,hingga kandungan patni Nariratih bertambah besar. Pada waktu
mau melahirkan mereka sudah berada didekat gunung Semeru dan dari sana
mereka menuju kearah Barat Daya, lalu sampailah disebuah desa yang
bernama desa Maddha. Pada waktu itu hari sudah menjelang malam dan Patni
Nariratih sudah hendak melahirkan,lalu suaminya mengajak ke sebuah
“Balai Agung” yang etrletak pada kahyangan didesa Maddha tersebut.
Bayi yang telah dilahirkan di bale agung
itu, segera ditinggalkan oleh mereka berdua menuju ke sebuah gunung.
Bayi tersebut dipungut oleh seorang penguasa didesa Maddha,lalu oleh
seorang patih terkemuka di wilatikta di bawa ke wilatikta dan diberi
nama “Maddha”
Interpretasi (tafsiran) dari Isi
1. Pada halaman 2a Lontar Babad Gajah Maddha (sealanjutnya di singkat dengan B.G.M) dikatakan bahwa oran tua Gajah Mada berasal dari Wilatikta yang disebut juga Majalangu (B.G.M hal.1b) Disebelah selatan “Lemah Surat” terletak “Giri Madri” yang dikatakan berada dekat dengan Wilatikta (B.M.G Hal.6a)pada B.M.G hal.6b dikatakan hampir setiap hari Patni Nariratih pulang pergi dari wilatikta,megantar makanan suaminya di asramanya di gili Madri yang terletak disebelah selatan wilatikta. Hal ini berarti Gili Madri terletak disebelah selatan Lemah Surat dan juga disebelahselatan Wilatikta. Jarak antara Gili Madri dengan Wilatikta dikatakan dekat.Tetapijarak antara Lemah Surat dengan Wilatikta begitu pula arah dimana letak Lemah Surat dari Wilatikta tidak disebutkan dalam B.G.M2. Pada B.G.M hal. 12a yang menyebutkan tentang kelahiran Gajah Mada, ada kalimat yang berbunyi “On Cri Caka warsa jiwa mrtta yogi swaha” kalimat ini adalah Candrasangkala yang bermaksud kemungkinan sebagi berikut:
jadi artinya : Selamat Tahun Saka 1221
atau tahun (1299 Masehi) seandainya itu benar maka gajah mada
dilahirkan pada tahun 1299 Masehi.
3. Mengenai nama Maddha B.G.M hal.10b – 11a disebutkan sebagai berikut:
4. Mengenai nama orang Tua Gajah Mada,
ayahnya bernama Curadharmawyasa dan ibunya bernama Nariratih (B.G.M. hal
2a) Setelah mereka disucikan (Abhiseka menjadi pendeta) oleh Mpu
Ragarunting di Lemah Surat,nama mereka berubah menjadi Curadharmayogi
dan Patni Nariratih (B.G.M hal 3b) meraka berdua adalah brahmana (B.G.M
hal. 2a)
Adapun didalam B.G.M hal. 9b, yang
menyebutkan bahwa Patni Nariratih bersenggama dengan Dewa Brahma yang
berganti rupa seperti suaminya sehingga Gajah Mada seolah-olah
dilahirkan atas hasil senggama antara Patni Nariratih dengan Dewa
Brahma, dapat kita tafsirkan sebagai berikut:
Pengungkapan Mitos demikian itu sudah tentu sukar diterima oleh akal mengingat motif yang demikian itu sudah banyak terdapat p[ada penulisan-penulisan babad, maka perlulah dicari Latar belakang dari hal-hal yang dimythoskan itu Perkiraan yang dapat kami tangkap adalah:
Pengungkapan Mitos demikian itu sudah tentu sukar diterima oleh akal mengingat motif yang demikian itu sudah banyak terdapat p[ada penulisan-penulisan babad, maka perlulah dicari Latar belakang dari hal-hal yang dimythoskan itu Perkiraan yang dapat kami tangkap adalah:
0 komentar:
Posting Komentar